fuah@uinkhas.ac.id 082143270620

WORKSHOP MUSEUM DAN KEARSIPAN

Home >Berita >WORKSHOP MUSEUM DAN KEARSIPAN
Diposting : Rabu, 09 May 2018, 15:05:19 | Dilihat : 641 kali
WORKSHOP MUSEUM DAN KEARSIPAN


Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam (HMPS SPI) menindaklanjuti Program-program yang di gagas oleh Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humanora mengenai Kuliah Praktek Langsung di lapangan yang baru-baru ini di laksanakan oleh Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI) dengan melalui kegiatan Workshop Museum Dan Kearsipan yang dilaksanakan di Aula Perpustakaan IAIN Jember. Kegiatan Workshop ini semata-mata untuk meningkatkan Pengembangan mutu penguatan pembelajaran kepada mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI). Ungkap ketua panitia HMPS SPI

Sedangkan menurut Kaprodi Sejarah Peradaban Islam Dr. Akhiyat., M.Pd mengatakan di sela-sela sambutannya bahwa kegiatan workshop ini sangat penting bagi mahasiswa khususnya mahasiswa prodi sejarah peradaban Islam mengapa karena kami selaku Kaprodi mempunyai komitmen tinggi kepada mahasiswa SPI untuk menjadi spesialis di bidang Sejarah. Dan kami juga akan terus menjalin kerjasama dengan mahasiswa untuk bersama-sama meningkatkan proses pembelajaran yang baik kedepan.

Sedangkan menurut narasumber menjelaskan Memori dalam benak kita adalah ingatan masa lalu (sejarah) yang selalu akan dipakai untuk menghadapai persoalan maupun untuk sarana pengambilan keputusan masa yang akan datang. Ada anggapa bahwa orang yang tidak bisa mengambil pelajaran dari masa lalu berarti hidupnya tak lebih hanya makan dan tidur. Bahkan ungkapan Proklamator Jasmerah, ”jangan sekali kali melupakan sejarah” masih sering dikutip oleh para cendekiawan untuk mengingatkan pentingnya sejarah dalam menghadapi masa yang akan datang.

Kearsipan dan Museum adalah dua institusi penting dalam menjaga warisan memori dunia tersebut. Untuk itu, keberadaannya menjadi strategis dalam menyediakan informasi bagi penggunanya. Mengapa demikian? Karena ketiga intitusi tadi menyimpan arsip baik tertulis, tercetak dan terekam sehingga memudahkan orang untuk mengingat kembali masa lalunya.

Sebab, jika hanya mengandalkan ingatan personal saja, banyak keterbatasan yang akan menjadi ganjalannya. Dengan tersimpan di kedua institusi tersebut maka memori masa lalu menjadi memori kolektif yang bisa dimanfaatkan oleh banyak orang, baik secara lokal maupun Internasional.

Bagi sebagian atau banyak orang, istilah literasi hanyalah merujuk pada pengertian melek huruf dan angka. Sebenarnya, istilah literasi ini sudah berkembang jauh pengertiannya. Literasi adalah bagaimana kemampuan seseorang mencari, menggunakan dan menyimpan informasi yang dipakai untuk memberdayakan eksistensinya dalam bermasyarakat. Melihat pengertian literasi tersebut maka peranan Lembaga Kearsipan dan Museum untuk memberikan informasi agar tercipta masyarakat yang terliterasi menjadi begitu strategis.

;