fuah@uinkhas.ac.id 082143270620

Dosen FUAH Turut Berkontribusi dalam The 6th International Conference on Islam and Civilization (ICO

Home >Berita >Dosen FUAH Turut Berkontribusi dalam The 6th International Conference on Islam and Civilization (ICO
Diposting : Kamis, 28 Oct 2021, 16:10:47 | Dilihat : 340 kali
Dosen FUAH Turut Berkontribusi dalam The 6th International Conference on Islam and Civilization (ICO


FUAH UIN KHAS Jember – Beberapa guru besar termasuk doktor baik dari Indonesia maupun luar negeri menjadi pembicara dalam ICON IC 2021. Salah satu dari sepuluh pembicara ICON-IC 2021 adalah Bapak Dr. Fawaizul Umam, M.Ag. sebagai perwakilan dari UIN KHAS Jember. Tema yang diangkat adalah “Islam and Popular Culture in Indonesia and Malaysia: Strengthening the Humanitarianism Character of Muslims Based on Local Wisdom Post Covid-19.” Konferensi dibuka oleh Prof. Dr. KH. Sanusi Uwes, M.Pd.

Fenomena kesehatan mental pasca pandemi COVID-19 termasuk kemurungan, stres, sampai bunuh diri. Dr. Intan Farhana binti Saparudin dari UTHM Malaysia menjelaskan tentang psikospiritual terhadap pemerkasaan mental. Intervensi psikospiritual terhadap mental dapat diuraikan dalam bentuk kerangka pemulihan dari sudut psikologi dan dari sudut spiritual. Dari sudut spiritual penekanan adalah terhadap konsep penyucian jiwa atau disebut tazkiyah al-nafs. Manakala dari sudut psikologi adalah pendekatan motivasi.

Salah satu sisi positif dari pandemi COVID-19 menurut Dr. Setiawan bin Lahuri, Lc., M.A. adalah budaya berbagi di tengah pandemi COVID-19 . Memberikan motivasi terhadap diri sendiri untuk berbagi. Beberapa telah membentuk organisasi sosial untuk membantu korban COVID-19 dalam pemberdayaan masyarakat seperti MCCC, satuan tugas NU peduli COVID-19, sambatan Jogja (Sonjo), dan warung rakyat. 

“Filantropi adalah cinta sesama,” sambung Dr. Mulia Ardi, M.Fil.

Bentuk filantropi dapat berupa voice, time, money, knowledge, love, skill. Indonesia menduduki peringkat pertama negara paling dermawan (CAF). Filantropi mengakar dalam tradisi dan budaya bangsa. Pancasila memosisikan kemanusiaan sebagai fondasi nilai. Giving, sharing, dan caring adalah nilai fundamental dalam Islam. Saling tolong menolong inti ajaran agama.

Negara Indonesia menjunjung tinggi semua agama, bukan hanya 1 agama tertentu, dan berkarakter plural dan religius, sehingga perlu menjunjung tinggi toleransi dan menghargai. Dr. Suwendi, M.Ag. sebagai pembicara utama, menjelaskan karakter Indonesia terbagi menjadi dua yaitu pluralitas dan religiositas. Penyelarasan relasi agama dan budaya dapat dilakukan dengan apresiasi, pelestarian, dan literasi budaya. Selain itu, dapat dilakukan dialog lintas agama dan budaya, tafsir keagamaan, serta perayaan keagamaan dan budaya.

Dr. Sholahuddin Al-Ayub, M.Ag. memaparkan bagaimana membangun otoritas kiyai di dunia maya pada masa pandemi COVID-19. Kiyai di era digital ini dan para santri millenial juga tampil di garda terdepan dalam menjaga NKRI melalui gerakan dakwah digital melalui media sosial. Kiyai dan santri harus mampu menyampaikan teks-teks online (Islamic Clictivisme) sebagai dakwah terbarukan. (MDA)

;