fuah@uinkhas.ac.id 082143270620

Dua Dosen FUAH Berpartisipasi dalam Konferensi Internasional Peradaban Islam Serantau III (INSAN 2024)

Home >Berita >Dua Dosen FUAH Berpartisipasi dalam Konferensi Internasional Peradaban Islam Serantau III (INSAN 2024)
Diposting : Selasa, 06 Aug 2024, 14:58:36 | Dilihat : 142 kali
Dua Dosen FUAH Berpartisipasi dalam Konferensi Internasional Peradaban Islam Serantau III (INSAN 2024)


Jakarta - Konferensi internasional tentang Islam Nusantara yang berlangsung dari 5 hingga 7 Agustus 2024 di Jakarta merupakan ajang pertemuan para ahli dan peneliti Peradaban Islam di Nusantara. Acara ini diselenggarakan secara kolaboratif oleh beberapa perguruan tinggi dari berbagai negara, termasuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Islam Hadhari (Hadhari UKM), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Universiti Islam Sultan Syarif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam, Universitas Al-Amien Prenduan, dan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember.

Konferensi tahun ini adalah edisi ketiga dan mengusung tema utama “Islam Nusantara: Cultural Legacy for Democracy in Southeast Asia,” serta dilaksanakan dalam format hybrid dengan peserta yang hadir baik secara daring maupun luring.

Di acara yang diselenggarakan di Hotel Santika Premiere Bintaro ini, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora (FUAH) mengirimkan dua peserta terpilih dari Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam yang lolos Call for Paper. Dr. Amin Fadlillah, M.A., ahli dalam kajian Islam di Asia Tenggara, mempresentasikan makalah berjudul “Respon Islam Terhadap Narasi Negara Islam: Studi Kasus ABIM di Malaysia dan NU di Indonesia (1979-1999).” Sedangkan Muhammad Faiz, M.A., dosen Prodi SPI yang fokus pada kajian Islam di Asia, menyampaikan makalah dengan judul “Transfer of Knowledge from Central Asia to Nusantara: Exploring the Social and Political Context of the Spread of Abu Laith al-Samarqandi’s Works in Indonesia.”

Faiz menjelaskan bahwa studi mengenai Asia Tengah sangat menarik karena memiliki dimensi sejarah yang dalam dan relevansi dengan proses Islamisasi di Nusantara. Meskipun demikian, penelitian tentang topik ini masih terbatas dan kurang mendalam dalam hal pendekatan dan metodologi.

Salah satu fokus utama kajian Faiz adalah transfer ilmu dari Asia Tengah ke Nusantara, yang melibatkan jejaring keilmuan dari abad ke-10 hingga ke-20. Salah seorang ulama yang dikaji adalah Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim, dikenal sebagai Abu Laith al-Samarqandi. Karya-karya Abu Laith yang banyak diajarkan di pesantren-pesantren di Indonesia, seperti Tanbihul Ghafilin dan Masa’il Abi Laits, menunjukkan penerimaan dan keberlanjutan khazanah keilmuan dari Asia Tengah di Nusantara.

Hal lain yang menarik dari kajian Faiz adalah penemuan manuskrip yang mencantumkan nama al-Samarqandi atau Asmoroqondi dalam ejaan Arab maupun Jawa pegon, dengan beberapa manuskrip ditemukan di desa Jalen, Setail, Banyuwangi. Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Arab dan Sejarah Peradaban Islam FUAH juga terlibat dalam digitalisasi manuskrip sebagai bagian dari pembelajaran filologi. Sedangkan, Buya Amin secara umum membahas tentang Revolusi Iran 1979 yang berhasil menggulingkan pemerintahan sekuler Shah Reza Pahlavi dan mengubah Iran menjadi negara Islam. Peristiwa ini menandai awal era kebangkitan Islam, yang ditandai dengan meningkatnya narasi negara Islam di Malaysia dan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) dan Nahdlatul Ulama di Indonesia merespons narasi tersebut, baik dalam bentuk penerimaan maupun penolakan. 

Ada dua pandangan utama: pertama, pandangan konservatif yang mendukung penerapan hukum Islam secara kaku, dan kedua, pandangan moderat yang lebih kontekstual. Variasi pandangan ini mempengaruhi sikap ormas Islam, dengan beberapa menerima ideologi negara secara akomodatif, sedangkan yang lain menolak atau bersikap moderat terhadap isu negara Islam.

Partisipasi dosen FUAH dalam konferensi internasional ini sangat positif untuk pengembangan kapasitas dosen serta memberikan nilai tambah bagi fakultas. Diharapkan kontribusi dari acara ini dapat memperkaya pengetahuan dalam bidang sejarah dan peradaban Islam di Asia Tenggara. (Faiz/Tam)

;