Workshop Penguatan Moderasi Beragama ASN Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora UIN Khas Jember Digelar di Bondowoso
Bondowoso, 13-15 November 2024 – Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember menggelar workshop penguatan moderasi beragama bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berlangsung dari 13 hingga 15 November 2024 di Hotel Ijen View Bondowoso. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan penerapan nilai-nilai moderasi beragama dalam lingkungan pemerintahan, serta meningkatkan kapasitas ASN sebagai agen perubahan dalam menjaga kerukunan umat beragama di lingkungan FUAH.
Workshop yang diikuti oleh lebih dari 46 ASN yang merupakan Dosen dan Tenaga Kependidikan di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora. Para peserta diberikan materi yang beragam, mulai dari teori moderasi beragama, tantangan yang dihadapi dalam konteks pluralitas agama, hingga strategi implementasi moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kesempatan ini, FUAH menghadirkan dua narasumber yakni Bapak Hasan Mahfud, M. Hum (Ketua Rumah Moderasi Beragama UIN Sunan Ampel Surabaya) dan Bapak Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I (Widyaiswara Ahli Madya BDK Surabaya).
Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora UIN Khas Jember, Prof. Dr. Ahidul Asror dalam sambutannya menyampaikan bahwa workshop ini merupakan bagian dari upaya kampus untuk berkontribusi dalam memperkuat semangat moderasi beragama di kalangan ASN, karena tugas sebagai ASN tidak hanya di kantor tetapi juga di masyarakat karena yang diharapkan dapat menjadi teladan bagi masyarakat dalam menjaga harmoni dan toleransi antar umat beragama.
“Tugas sebagai ASN menurut UU yakni memberikan pelayanan public, keterampilan, professional dan layanan maksimal, tugas sebagai seorang ASN tidak hanya cukup di kantor atau kelas tetapi juga di Masyarakat, moderasi beragam adalah jalan dakwah dan harus diimplementasikan kepada masyarakat” ujar Prof Asror.
Selain itu, Wakil Rektor III UIN KHAS Jember, Dr. Khoirul Faizin, M.Ag., mengungkapkan bahwa workshop ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang cara-cara praktis dalam mengimplementasikan moderasi beragama di tengah dinamika sosial yang terus berkembang. Selain itu juga, moderasi beragama merupakan bagian dari Dasacita pak Rektor dan menjadi program prioritas.
Para peserta tampak antusias mengikuti sesi-sesi yang diselenggarakan, baik dalam bentuk ceramah, diskusi kelompok, maupun simulasi kasus. Kegiatan ini juga memberikan ruang bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi dalam menjalankan tugas sebagai ASN, khususnya dalam kaitannya dengan isu-isu agama dan kerukunan sosial. (TAM)