Skripsi Sarung Tenun BHS Sabet Juara, Bukti Penelitian Mendalam Mahasiswi Sejarah
Jember. 6 Agustus 2024 adalah tanggal yang akan selalu dikenang oleh Anik Safitri, mahasiswi Sejarah Peradaban Islam yang berasal dari Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik. Selain menjadi peserta yudisium pada tanggal tersebut, dia juga terpilih sebagai penulis skripsi terbaik di antara ratusan mahasiswa.
Dalam kegiatan yudisium FUAH yang dilaksanakan di Hotel Luminor Jember, mahasiswi yang kerap disapa Shofi ini langsung terharu ketika skripsinya yang berjudul "Sarung Tenun BHS Sebagai Simbol Prestise di Gresik dari Tahun 1993-2023" dinobatkan
sebagai skripsi terbaik. Dia pun tak bisa menahan air mata kebahagiaan yang keluar dari matanya.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh salah satu anggota protokoler FUAH, Shofi mengaku terkejut dan terharu atas penghargaan tersebut. “Awalnya saya tidak menyangka skripsi saya bisa menjadi yang terbaik. Apalagi, judulnya menurut saya agak kurang jika dibandingkan dengan teman-teman yang lain,” ungkapnya.
Pilihan judul yang unik ini ternyata memiliki alasan mendalam. Shofi menjelaskan, “Saya tertarik meneliti sarung tenun BHS karena di Gresik, khususnya di daerah asal saya, sarung bukan sekadar pakaian. Sarung BHS memiliki nilai prestise tersendiri dan dianggap sebagai penanda status sosial seseorang. Selain itu, latar belakang keluarga saya yang berkecimpung dalam dunia pengrajin sarung juga menjadi motivasi tersendiri.”
Proses penelitian yang dilakukan Shofi tidaklah mudah. Ia harus melakukan wawancara dengan berbagai narasumber, mencari dokumen-dokumen lama, serta melakukan observasi langsung di lapangan. Kendati demikian, dia bersungguh-sungguh dan menikmati prosesnya, sehingga skripsinya menjadi skripsi yang berkualitas.
Dalam akhir wawancara, Shofi memberikan beberapa saran bagi para mahasiswa yang hendak mengerjakan skripsi. Pertama, agar mahasiswa tidak takut dalam menulis skripsi; lebih baik menulis saja meskipun banyak salahnya, daripada tidak menulis apa pun karena takut salah. Saran kedua dia khususkan untuk mahasiswa SPI, karena mahasiswa SPI lebih intens dalam penelitian lapangan, sehingga harus mempersiapkan data-data mengenai masyarakat atau lembaga yang akan mereka teliti. Lalu saran terakhir darinya adalah agar mahasiswa harus selalu menulis skripsinya setiap hari, meskipun hanya sedikit.
Keberhasilan Anik Safitri dalam meraih penghargaan skripsi terbaik tidak hanya menunjukkan dedikasi dan kerja kerasnya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berusaha konsisten dalam menulis sesuatu. (Ben)