Ngaji Manuskrip dan Ekspedisi Sejarah Ala Mahasiswa FUAH
Madura- Minggu 21 April 2019 yang lalu mahasiswa Fuah didampingi oleh beberapa dosen melakukan perjalanan ke Madura untuk melaksanakan Kajian Naskah Kuno dan Ziarah Makam Leluhur di Pesantren Sumber Anyar, Pamekasan, Madura.. Dengan mengendarai 3 bis rombongan, para peserta yang berjumlah 120 mahasiswa dari prodi IAT dan SPI FUAH melaksanakan program kuliah outdoor untuk mata kuliah filologi.
Kegiatan ini didampingi oleh dua dosen pengampu mata kuliah dan pembimbing, yakni Ahmad Badrus Sholihin dan Amin Fadlillah. Pesantren yang terpilih kali ini adalah ponpes yang ditengarai sebagai pondok tertua di Madura ini sebagai tujuan penggalian manuskrip kuno serta napak tilas Kyai Zubair sebagai tokoh masyarakat setempat.
Pesantren ini memiliki ratusan manuskrip kuno yang mulai dirawat dan dilestarikan sejak tahun 2004. Habibullah, sebagai pengelola perpustakaan pondok menuturkan bahwa koleksi kuno yang ada di pondok Sumber Anyar tidak kurang dari 520 naskah yang dikumpulkan menjadi 133 kitab. "Naskah-naskah yang disimpan tersebut termasuk manuskrip langka di dunia karena ditulis dengan tulisan tangan. " Paparnya. Dari segi jumlah koleksi perpustakaan pondok ini juga termasuk yang terbesar di Indonesia serta mencakup tema naskah yang beragam, mulai dari kitab fikih, tasawuf, filsafat, matematika hingga astronomi.
Lebih lanjut Habibullah menjelaskan bahwa pada awal mulanya manuskrip kuno yang ditemukan di pesantren tersebut berupa lontar yang dikumpulkan oleh Kyai Zubair dari berbagai wilayah pada tahun 1515 M. Baru kemudian hari disalin dalam bentuk naskah oleh penerus Kyai Zubair generasi ke-4, KH. Sukriwa. Naskah-naskah itu dikumpulkan dari 22 pesantren sejak tahun 2009.
Digitalisasi naskah dimulai setelah setahun berlalu oleh Kemenag pasca diadakannya penelitian secara serius oleh Balai Litbang Kemenag pada tahun 2011. Hingga pada Tahun 2019 telah dilakukan tahapan konservasi berupa upaya perawatan fisik manuskrip dengan cara laminasi dan penjilidan ulang. hal lain yang dilakukan adalah reservasi dengan cara menghilangkan kandungan keasaman kertas naskah-naskah kuno karena dimakan usia dan pengaruh lingkungan.
Selain itu perpustakaan nasional juga pernah melakukan upaya digitalisasi dengan foto serta teknologi yang lebih canggih. Kemudian manuskrip kitab-kitab kuno tersebut dikemas ulang dengan wajah yang lebih menarik dan bisa diakses secara online oleh khalayak luas.
Ahmad Badrus Sholihin sebagai salah satu dosen pembimbing mengatakan, "kegiatan ini salah satunya bertujuan agar mahasiswa tertantang untuk melakukan riset-riset serius dan berkelanjutan di bidang filologi". Dosen berkacamata ini juga menyampaikan bahwa beliau ingin mahasiswa lebh mencintai keberadaan naskah kuno sebagai khazanah kekayaan bangsa.
Harapan besar juga dituturkan oleh dosen yang akrab disapa Ra Badrus ini, "Semoga ada kerja sama yang lebih serius dan resmi antara IAIN Jember dengan padepokan Naskah kuno Raden UMRO Pamekasan dan dapat memperluas jaringan dengan berbagai komunitas naskah kuno, minimal seantero tapal kuda." (Zoel/Faiz/Bad)