fuah@uinkhas.ac.id 082143270620

Webinar Special Kartini\'s Day dengan tema Refleksi Pemikiran Kartini di Era Millenial

Home >Berita >Webinar Special Kartini\'s Day dengan tema Refleksi Pemikiran Kartini di Era Millenial
Diposting : Rabu, 28 Apr 2021, 12:52:26 | Dilihat : 412 kali
Webinar Special Kartini\'s Day dengan tema Refleksi Pemikiran Kartini di Era Millenial


 

Jember-Rabu, 28 April 2021 Himpunan Mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam IAIN Jember mengadakan kegiatan yakni Webinar Special Kartini's Day dengan tema "Refleksi Pemikiran Kartini di Era Millenial". Webinar ini menghadirkan 2 narasumber yakni Dewik Untarawati, M.Hum dan Siti Qurottul Aini, M.Hum. Pemateri pertama Dewi Untarawati menyampaikan bahwa berbicara bidang pendidikan masa kolonial banyak ketidakkeadilan karena hanya golongan bangsawan yang mendapatkan akses pendidikan bahkan hanya laki-laki yang mendapatkan  akses pendidikan tersebut. Dalam tradisi Jawa perempuan harus dipingit. Hal ini membuat Kartini lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah, namun hal ini dimanfaatkan oleh Kartini untuk lebih banyak membaca dan menulis.  Kondisi wanita masa kolonial (abad 19) mengalami beberapa keadaan seperti tradisi pingitan (pembatasan ruang gerak wanita), pembatasan akses pendidikan, praktik poligami, underage/child marriage (pernikahan dibawah umur), arranged marriage (perjodohan/nikah paksa).

Kondisi ini menimbulkan woman oppression. Fenimisme dalam suratnya Kartini menentang nilai -nilai konservatif jawa (pingitan, perjodohan, poligami, dll). “Gagasannya tentang “wanita modern” (aktif, penuh semangat dan percaya diri, antusias dan komitmen), Gender parity (tidak ada diskriminasi gender dalam akses pendidikan dan kesempatan yang sama  Right of self- determination (menentukan kehidupannya sendiri) Women empowerment (memberdayakan wanita melalui pendidikan, pendirian sekolah. Dalam beberapa surtanya, kartini menggunakan istilah “natie”, “nation Ia sering menuklis “we Javanese” the brown race” (kebanggaan sebagai wanita Jawa. Kartini is the real Javanese “modernitas barat yang ia praktekan tidak mengubahnya mjd setengah eropa/ setengah Jawa”. Jelasnya.

Webinar dilanjutkan dengan narasumber kedua yakni Siti Qurottul Aini yang menyampaikan tentang tema pemikiran Kartini di era milenial. Menurut perempuan berkacamata ini, perjuangan Kartini memerangi kebodohan dimana perempuan harus sekolah dan mengeyam pendidikan. Perjuangan Kartini tidak jauh dari isu kebebebasan, keadilan, kesetaraan. “Masalah-masalah yang dihadapi oleh perempuan era milenials sekaeang yakni menghadapi  ketidakadilan gender, salah satu penyakit jenis kelamin  perempuan sering dianggap sepele/dinomorduakan”. Paparnya.

Lebih lanjut Dosen muda ini menjelaskan bahwa pelabelan terhadap salah satu jenis kelamin yang sering bersifat negatif dan menyebabkan ketidakadilan. Adanya anggapan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih rendah atau dinomorduakan posisinya dibanding dengan jenis kelamin lainnya. Acara webinar yang dipandu oleh Zidah Alfi Rizqillah (mahasiswi SPI smt 6) ini berakhir pukul 12.00 WIB dengan tertib dan lancar serta diikuti dengan antusias peserta yang cukup tinggi. (Tama/Zoel).

;