fuah@uinkhas.ac.id 082143270620

Pengukuhan Guru Besar, Dekan FUAH resmi sandang gelar Profesor bersama Direktur Pascasarjana UIN KHAS Jember

Home >Berita >Pengukuhan Guru Besar, Dekan FUAH resmi sandang gelar Profesor bersama Direktur Pascasarjana UIN KHAS Jember
Diposting : Rabu, 09 Oct 2022, 12:23:01 | Dilihat : 544 kali
Pengukuhan Guru Besar, Dekan FUAH resmi sandang gelar Profesor bersama Direktur Pascasarjana UIN KHAS Jember


FMC-UIN KHAS Jember kembali mengukuhkan dua Guru Besar pada Jum'at, 7 Oktober 2022 di GKT UIN KHAS Jember. Mereka adalah Dekan FUAH, Prof. M khusna Amal. ,S.Ag., M.Si dan Direktur Pasca Sarjana UIN KHAS Jember, Prof. M. Dahlan, M.Ag. 

Seremoni pengukuhan kedua guru besar UIN KHAS yang dihadiri oleh Anggota Senat, Keluarga, Kolega serta Dosen dan Karyawan ini berlangsung dengan khidmat sejak pukul 08.00 wib. 

Acara yang dimulai dengan membaca surat keputusan pengukuhan guru besar, disampaikan langsung oleh kepala Biro UIN KHAS Jember, Dr. Ali Sodiq dan dilanjutkan oleh Wakil Rektor 1 yang membacakan riwayat hidup keduanya secara singkat. 

Suasana menjadi haru saat prosesi yang paling ditunggu ketika Rektor membacakan Surat Pengukuhan sembari mengalungkan Samir dan Kalung kalung "Guru Besar", yang menjadi penanda bahwa keduanya telah resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar disambut dengan tepuk tangan para tamu undangan.

Kedua Profesor ini kemudian diberi waktu untuk menyampaikan orasi ilmiahnya. Prof. Dahlan mendapatkan kesempatan pertama untuk menyampaikan materinya dengan bidangnya, yakni Ilmu Fiqih. 

Dekan FUAH, Prof Amal yang mendapatkan kesempatan kedua untuk memulai orasinya dengan pertanyaan. "Apakah kekuatannya gelombang counter-radicalism yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Muslim moderat berhasil mengembalikan wajah sumringah Islam Indonesia di dunia digital?" ujarannya. 

Profesor dalam bidang sosiologi dalam hal ini bahwa hal tersebut masih terlalu dini untuk dapat dipahami, sebab ikhtiar untuk dapat memutar haluan Islam Indonesia dari sebelumnya berada pada pusaran gerakan (putaran konservatif) menghadap telapak tangan. "Dibutuhkan perjuangan terus menerus, berkelanjutan, sistematis dan bahkan massif dengan pendekatan-pendekatan yang strategis, komprehensif dan tentu saja demokratis." Tambahnya.

Lelaki kelahiran menjelaskan ponorogo ini bahwa Sejak 2015, tren penggunaan humor sebagai kontra-radikalisme mulai mengembangkan dunia digital. Di kalangan ormas Islam moderat, muncul platform NU Garis Lucu (@NUgarislucu) dan Muhammadiyah Garis Lucu (@MuhammadiyingGL). Berikutnya bermunculan platform senada terutama dari internal Muslim sendiri seperti Hizbut Tahrir Garis Lucu (@HizbutTahrirGL), Tasawuf Ga(ris) Lucu (@TasawufGL, LDIIGarisLucu (@LdiiLucu), Salafi Garis Lucu (@salafigarislucu). 

"Kehadiran humor platform yang beragam ini dapat dimaknai sebagai bentuk penampilan dan respon komunitas Muslim terhadap berbagai bentuk eklusivisme, intoleransi, dan radikalisme agama yang selama ini mendominasi ruang digital Islam Indonesia". Jelasnya.

Prof Amal juga menjabarkan, sekalipun bukan kartu AS, platform humor terbukti turut berkontribusi dalam mengembalikan wajah sumringah Islam Indonesia. setidaknya, platform humor dapat berfungsi untuk mengunjungi seseorang atau sekelompok orang dari perasaan tertekan secara psikologis, termarginalkan secara sosial dan tersubordinasi secara politik. 

Menurut Pria yang selalu memperoleh predikat sebagai lulusan terbaik semasa menempuh S1, S2 dan S3 ini jika sebenarnya Platform humor juga dapat menghadirkan keceriaan dan sekaligus dapat menjadi anti-tesa terhadap berbagai bentuk intoleransi, eksklusivisme dan radikalisme. 

Terkoneksinya berbagai platform humor di media sosial, membuktikan bahwa humor telah menjelma menjadi ruang publik deliberative bagi berbagai kalangan internal Muslim dengan latar keyakinan yang tidak saja berbeda tetapi sekaligus kerap bertabrakan seperti HTI Garis Lucu dan Salafi Garis Lucu.

Pada akhir orasinya, Prof Amal menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh keluarga, kolega dan guru-guru yang telah berjasa dalam hidupnya hingga bisa mengantarkannya pada gelar akademik tertinggi saat ini. 

Pasca Orasi, Rektor memberikan sambutan, dengan penuh rasa bangga beliau menyampaikan bahwa bertambahnya dua guru besar ini menjadi momentum bagi UIN KHAS untuk menyatakan bahwa kualitas pendidikan akan semakin baik kedepannya karena sudah memiliki 2 orang pakar baru yang tentunya akan memberikan kontribusi luar biasa nantinya bagi pengembangan iklim akademis di UIN KHAS Khususnya.

Prof Babun juga memberikan selamat kepada dua dosen muda yang telah dikukuhkan. Dengan beralihnya IAIN menjadi UIN yang dapat melahirkan sosok dosen muda yang saat ini (7/10) dikukukan menjadi guru besar, "Saya berharap agar dua profesor baru ini dapat menularkan semangatnya dan memotivasi kepada dosen-dosen lain untuk segera menyusul meraih gelar serupa"Tutupnya.

Saat ini tercatat total 12 guru besar yang ada di UINHAS Jember. Hal ini juga dapat menjadi bukti bahwa Perguruan Tinggi semakin memiliki kualitas yang sangat baik. Kegiatan ini kemudian ditutup dengan membaca doa oleh pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid, KH Zuhri Zaini.(Zlf/Sdb)

 

 

 

 

 

 

 

 

;